
5 Alasan Gereja Katolik Menggunakan Lilin Saat Misa Kudus, Kanool – Kita sering melihat lilin-lilin di meja altar saat perayaan Misa. Beberapa orang mungkin bertanya mengapa lilin tetap digunakan sementara pencahayaan di dalam Gereja masa kini sudah sangat bagus?
Jika lilin tidak memiliki tujuan praktis, mengapa Gereja masih menggunakannya pada abad ke-21? Simak ulasannya berikut ini.
1. Menerangi ruangan yang gelap
Dilansir dari Aleteia, meskipun lilin tidak lagi memiliki tujuan praktis di masa kini, Gereja masih membutuhkan penggunaannya dalam liturgi. Beradab-abad sebelumnya lilin mempunyai tujuan praktis untuk menerangi ruang yang gelap saat Misa.
2. Simbol Terang Kristus
Lilin selalu digunakan di Gereja secara simbolis. Dari zaman kuno lilin yang menyala telah dilihat sebagai simbol dari cahaya Kristus.
Ini dengan jelas diungkapkan pada Malam Paskah, ketika diaken atau imam memasuki gereja yang gelap dengan satu lilin Paskah.
Baca juga: 15 Janji Bunda Maria Bagi yang Berdoa Rosario
Yesus Kristus datang ke dunia dosa dan wafat-Nya telah membawa terang Allah kepada kita. Dia mengungkapkan gagasan ini dengan jelas dalam Injil Yohanes: “Akulah terang dunia barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup. ”(Yohanes 8:12).
3. Sebagai penghormatan
Berdasarkan Pedoman Umum Misale Romawi (General Instruction of the Roman Missal – GIRM) menyatakan bahwa lilin-lilin diperlukan pada setiap perayaan liturgi karena penghormatan dan harus ditempatkan dengan tepat di atas atau di sekitar altar.
4. Pengingat pada jemaat perdana
Penggunaan lilin juga sebagai pengingat kepada orang-orang Kristen awal yang merayakan Misa di katakombe dengan lilin.
Ini mengingatkan kita tentang pengorbanan yang mereka buat serta kemungkinan bahwa kita juga bisa berada dalam situasi yang sama, merayakan Misa di bawah ancaman penganiayaan.
5. Misa yang meriah
Lilin juga telah digunakan untuk menambahkan karakter yang lebih meriah ke perayaan Misa. Menurut GIRM dijelaskan bahwa altar harus ditutup dengan setidaknya satu kain putih.
Selain itu, pada atau di sebelah altar harus ditempatkan lilin yang menyala. Jumlah lilin menyesuaikan dengan perayaan Minggu biasa atau Hari Suci yang diwajibkan sesuai kalender liturgi.
Baca juga: 17 Nasihat Dalam Alkitab Kepada Keluarga Kristen Katolik agar Bahagia
Lilin di Gereja Katolik secara tradisional terbuat dari lilin lebah. Menurut Catholic Encyclopedia lilin murni yang diekstraksi oleh lebah dari bunga melambangkan daging murni Kristus yang diterima dari Perawan Maria, sumbu melambangkan jiwa Kristus, dan nyala api melambangkan keilahian-Nya.