Gerejawi.com – Ada banyak perasaan haru dan bahagia ketika Hidilyn Diaz berdiri di podium untuk menerima medali emas Olimpiade di Tokyo, Jepang. Atlet angkat besi kategori 55 kg putri sukses menjadi terbaik dalam kelasnya sekaligus mempersembahkan medali emas pertama untuk Filipina di ajang bergengsi ini.
Wanita 30 tahun itu tetap memberi hormat saat lagu kebangsaan negara itu dimainkan, sementara air mata mengalir di wajahnya yang bermasker. Dia tidak hanya mengalahkan rekor pribadinya dengan berhasil mengangkat dan mempertahankan berat 224 Kg di atas kepalanya, dia juga mencetak rekor dunia baru dalam kategori angkat besi 55kg putri.
Seremoni yang berlangsung di Tokyo pada hari Senin menjadi lebih istimewa ketika sang juara mengangkat medali untuk menunjukkan kepada orang banyak. Hidilyn tak hanya memamerkan medali emas olimpiade, tetapi juga Medali Bunda Maria yang juga dia miliki di lehernya.
Hidilyn mengungkapkan keterkejutannya karena mampu mengangkat beban yang mengesankan. Dia memandang semua pencapaian itu berkat kerja keras dan dukungan juga doa dari semua orang baginya.
“Saya tidak berharap untuk mengangkatnya kemarin. Saya rasa itu adalah (campur tangan) Tuhan dan semua orang yang berdoa untuk saya kemarin. Saya berterima kasih kepada mereka yang berdoa dan melakukan novena,” ujar Hidilyn seperti dilansir dari Aleteia pada Selasa (27/02/2021).
Medali Bunda Maria jelas sangat berharga baginya, bersama dengan doa semua orang yang telah mendukungnya sepanjang perjalanannya menuju kemenangan. Seperti yang dia jelaskan di Spin.Ph, seorang temannya telah memberinya medali, dan mengucapkan novena untuknya.
Baca juga: Inilah 3 Doa Kuno untuk Doa Sesudah Komuni
“Dia memiliki novena selama sembilan hari, lalu saya juga memiliki novena. [Itu adalah] tanda doa dan iman kepada Bunda Maria dan Yesus Kristus,” kata Hidilyn.
Doanya dan doa semua teman, keluarga, dan penggemarnya pasti terkabul. Dengan Filipina bersaing di Olimpiade selama 97 tahun, kemenangan pertama Hidilyn untuk negara telah memberikan banyak harapan bagi negara itu.
Menjelang Olimpiade ke-4 yang diikuti Hidilyn, setelah mendapatkan medali perak di Olimpiade Rio 2016, Diaz terjebak di Malaysia dan tidak bisa kembali ke Filipina akibat lockdown. Dia berlatih tanpa akses ke peralatan pelatihan, hanya tongkat dan botol air yang berfungsi sebagai pemberat, dan kemauan keras untuk bisa menang.
“Kami pikir itu tidak mungkin, saya juga berpikir itu tidak mungkin, pandemi ini, kami dalam pandemi, Olimpiade tidak mungkin. Tapi kita di sini sekarang. Jadi, kita bisa melakukannya. Jangan menyerah. Apapun tantangan dan cobaannya, mari kita berdoa kepada Tuhan, Dia akan membimbing kita, ” kata sang juara kepada ABS-CBN News.
Jadi, berbekal medali dan keyakinannya yang kuat, Hidilyn Diaz melampaui semua harapan. Walua mengalami kesulitan selama persiapan menjelang Olimpiade Tokyo, namun dia berhasil melewati semua itu dengan baik. Kesuksesannya berkat kerja keras, semangat pantang menyerah dan Novena Salam Maria.
Baca juga: Ingin Pernikahan yang Bahagia? Lakukan 4 Hal Baik ini
“Saya terkejut saya melakukan itu. Tuhan itu luar biasa,” pungkasnya dalam sebuah wawancara dengan Gretchen Ho dari Cignal TV.
Pencapaian Hidilyn mempersembahkan medali emas olimpiade pertama bagi Filipina benar-benar telah mengubah hidupnya. Dia akan mendapatkan bonus sebesar £477 ribu atau sekitar Rp9,5 miliar. Filipina harus menunggu selama 97 tahun untuk bisa meraih emas perdana sejak Olimpiade Paris 1924.