Gerejawi.com – Pastor John Gbakaan yang merupakan pastor paroki di Gereja Santo Antonius Gulu, Keuskupan Minna, Nigeria meninggal dunia usai diculik sekelompok orang bersenjara pada 15 Januari 2021. Dia diculik saat dalam perjalanan dari Lambata ke Lapai di negara bagian Nigeria.
Pastor John Jatau yang merupakan pastor paroki Gereja St. Theresa di Madala membenarkan bahwa Pastor Gbakaan, bersama saudara laki-lakinya dan pastor lainnya, pergi ke Makurdi di negara bagian Benue pada tanggal 14 Januari untuk mengunjungi ibunya.
Saat dalam perjalanan, Pastor Gbakaan dan saudaranya disergap oleh orang-orang bersenjata. Serangan itu terjadi sekitar pukul 9 malam di dekat desa Tufa. Kedua bersaudara itu diculik oleh orang-orang bersenjata yang kemudian meminta tebusan dari Keuskupan Minna.
Awalnya, para penculik menuntut sejumlah tiga puluh juta naira, yang kemudian mereka kurangi menjadi lima juta naira.
Jenazah Pastor Gbakaan ditemukan di dekat lokasi penculikan. Pastor Gbakaan dieksekusi secara brutal sehingga sulit untuk diidentifikasi. Kendaraan yang ditumpangi Pastor Gbakaan ditemukan di semak-semak terdekat.
Pihak kepolisian belum mendapatkan kabar tentang saudara dari Pastor Gbakaan, yang juga menjadi korban penculikan dalam peristiwa ini.
Christian Association of Nigeria (CAN) telah meminta Pemerintah Federal untuk mengakhiri penculikan dan pembunuhan para pemuka agama oleh kelompok bersenjata di negara itu.
Wakil Ketua CAN (wilayah Utara), Pastor John Hayab menggambarkan pembunuhan pastor Katolik itu sebagai sebuah peristiwa yang mengejutkan dan menyakitkan. Pembunuhan ini menyebabkan rasa tidak aman di Nigeria Utara.
Baca juga: Pastor Katolik Diculik di Nigeria Saat Dalam Perjalanan ke Pemakaman Ayahnya
“Saat ini di Nigeria Utara, banyak orang hidup dalam ketakutan, dan banyak anak muda takut menjadi pastor karena kehidupan pastor dalam bahaya besar,” kata Pastora Hayab.
Dia melanjutkan, “Ketika kelompok bersenjata atau penculik menyadari bahwa korban mereka adalah seorang pastor, tampaknya roh kekerasan mengambil alih hati mereka untuk menuntut lebih banyak uang tebusan dan, dalam beberapa kasus, melakukan pembunuhan terhadap korban. Kami hanya memohon kepada Pemerintah Federal dan semua badan keamanan untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk menghentikan kejahatan ini, ”kata perwakilan CAN